"Duh seneng ya punya anak kalem gitu. Anak saya kok ya... abang bayiiik buandel banget."
"Eleh, ibu belum tahu aja anak saya itu istimewa, dalam tanda kutip. Lha emaknya lagi asyik jemur baju. Eh di ujung sana anakku ambilin baju. Dia kucek baju itu sama tanah. Katanya dikasih detergen."
"Satu emak satu bapak, anak tiga aja sifatnya beda-beda. Anak pertama mandiri, anak kedua pemberontak, anak ketiga pemales."
Sifat anak yang tidak sesuai harapan orang tua. Tidak sesuai dengan citra 'anak baik'. Tidak membuat hati orang tua bahagia.
Alasan alasan itulah yang acap kali membuat orang tua dengan mudahnya melabeli anak dengan label negatif. Seperti sebutan ANAK NAKAL.
Ayah bunda masih ingatkan, doa orang tua itu mustajab?
Jadi jangan heran jika kemudian anak benar benar menjadi seperti ucapan orang tua.
Apakah anak terlahir dengan membawa label negatif? NAKAL misalnya, seperti judul yang saya ambil kali ini.
Apakah ada anak yang ketika lahir dia sudah bercita cita ingin menyusahkan orang tuanya?
Apakah anak tumbuh tanpa punya cinta untuk mencintai orang tuanya?
Baik, kita lihat satu per satu faktanya.
Faktanya, anak nakal adalah anak yang keinginannya belum bisa tersalurkan. Dan ia tidak atau bahkan belum tau caranya.
'Kenakalan' anak adalah jeritan ketidakberdayaan jiwanya.
Jika demikian tidakkah ayah bunda mengasihinya dengan kelembutan?
Faktanya, anak anak terlahir bersih suci. Tidak ada yang membawa fitrah buruk. Allah memurnikan jiwa semua bayi yang terlahir.
Fitrah itu seperti adonan kue. Adonan tiap kue akan menggunakan jenis tepung yang berbeda. Karena setiap jenis tepung mempunyai "fungsi" tertentu. Jika kita bisa memahami, pasti lebih maksimal menggunakannya sebagai bahan dasar makanan tertentu.
Tinggal kita olah saja sesuai tipe tepungnya. Tepung terigu atau wheat flour misalnya. Ada tiga jenis tepung terigu:
Soft Wheat (Terigu Protein Rendah). Sifat tepung ini memiliki daya serap air rendah, sehingga akan menghasilkan adonan yang sukar diuleni, tidak elastis, lengket, dan daya pengembangannya rendah.
Biasanya dipakai untuk membuat kue kering, biscuit, pastel dan kue-kue yang tidak memerlukan proses fermentasi.
Medium Wheat (Terigu Protein Sedang).
Biasa disebut all-purpose flour atau tepung serba guna. Dibuat dari campuran tepung terigu hard wheat dan soft wheat sehingga memiliki karakteristik diantara kedua jenis tepung tersebut.
Tepung ini cocok untuk membuat adonan fermentasi dengan tingkat pengembangan sedang, seperti donat, bakpau, bapel, panada atau aneka cake dan muffin.
Hard Wheat (Terigu Protein Tinggi).
Karena tingginya nilai protein yang dikandung menjadikannya mudah dicampur, difermentasikan, daya serap airnya tinggi, elastis, serta mudah digiling.
Tepung jenis ini cocok untuk bahan baku roti, mie, juga pasta karena sifatnya yang elastis.
Kita sebagai koki tak mungkin bisa memaksakan tepung dengan karakteristiknya masing masing itu untuk membuat jenis makanan yang bukan bidangnya.
Jika kita paksa, pasti rasanya hamberaguel.
Lalu
Kenapa kita tak boleh menunjuk anak dan mengatakan, "Kamu anak nakal". Atau melabeli kata nakal dibelakang namanya.
Bukan karena kita tak bisa.
Tapi lihatlah ketika kita menunjuk seseorang. Satu jari menunjuk ke orang. Empat jari menunjuk ke dalam. Diri kita.
Itu pesan Allah. Agar kita selalu intropeksi diri.